Janji
biasanya di ucapkan lisan, walaupun kadangkala
hati
tidak selaras dengan mulut yang berkata-kata.
Jika
janji tidak ditunaikan, maka menjadi ingkarlah ia,
dan
ini termasuk dalam tanda-tanda goongan orang munafik.
Maka
Alloh sudah mengingatkat berkalikali, antaranyadalam
surah
al-maidah: 1 bahwa.
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah janji-janjimu.”
Ditegaskan
oleh Rosulluloh dalam hadis riwayat Thabrani, Abu Naim, dan bahwa,
“janji adalah sebagai pemberian.”
Dalam
suatu kisah, kitika Kholifah Umar bin Abdul Azis hampir mendekati
ajalnya, beliau berkata, “Putriku sudah dipinang oleh seorang
laki-laki dari bani Qurais. Antara aku dengan dia, sudah ada
percakapan yang menyerupai janji. Maka oleh itu saya mempersaksikan
kepadamu bahwa saya telah mengawinkan putriku itu dengan qurais
tadi.”
demikian
Umar Bin Abdul Azis, seorang kenamaan terhormat yang begitu
berpegangteguh pada janji. Jika janji sesama manusia berjaya
ditunaikan, bermakna Ridoalloh akan mengiringi diri. Tetapi
mengapamasih ada diantara kita yang begitu berani mengingkari janji
sendiri?????
Perkataan atau ucapan menjadi tolak ukur kepribadian seseorang
semakin kita jujur dan menepati janji kita akan lebih dihargai oleh orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar